Penyebab Bertambahnya Iman
Oleh: Muhammad Ichsan
Download file pdf di sini
A. Khutbah Pertama
Ma’asyirol muslimin rahimakumullah, kita mungkin sudah sering mendengar kata iman, terkadang iman dimaknai dengan rukun iman yang enam, sebagaimana hadis Jibril yang masyhur, dan terkadang iman juga dimaknai dengan takwa sebagaimana definisinya menurut jumhur ulama:
أن تجعل بينك و بين عذاب الله وقاية
“Engkau menjadikan penghalang antara dirimu dengan adzab Allah” (Maksudnya jangan sampai kau masukkan dirimu ke dalam neraka jahanam).
Dan yang perlu kita ingat adalah bahwa iman itu terkadang naik, dan terkadang turun. Sebagaimana perkataan para ulama:
“الإيمان يزيد و ينقص ، يزيد بالطاعة و ينقص بالمعصية”.
“Iman dapat naik, dan dapat pula turun, iman dapat naik dengan ketaatan dan turun dengan sebab kemaksiatan.”
Oleh karena itu ma’asyirol muslimin, apabila kita sudah mengetahui bahwa iman dapat naik dan turun, terkadang kita semangat melakukan ibadah, dan terkadang berkurang semangat tersebut, seperti semangat dalam saum sunah, terkadang naik dan terkadang turun, juga semangat dalam menuntut ilmu pun terkadang naik dan terkadang turun, maka kita harus menyadari hal tersebut supaya kita bisa segera mengatasi penurunan iman kita tersebut. Sungguh indah perkataan Abu Darda radiyallahu anhu, salah seorang sahabat yang mulia:
من فقه العبد أن يتعاهدَ إيمانهُ و ما نقص منه
“Di antara bentuk fiqh atau keilmuan seorang hamba adalah ia memperhatikan kondisi imannya dan apa saja faktor-faktor yang dapat menyebabkan imannya menjadi turun (sehingga ia dapat jauhi).”
و من فقه العبد أن يعلم أيزداد الإيمان أم ينقص
“Dan di antara kefakihan seorang hamba pula, ia dapat memahami apakah imannya sedang naik atau justru sedang turun.”
Kemudian Abu Darda menutup ucapannya dengan berkata:
و من فقه العبد أن يعلمَ نزَغَات الشيطان أنَّى تأتيه
“Dan di antara kefakihan / keilmuan seseorang, ia dapat mengetahui kapan godaan setan sedang menimpanya dan darimana godaan tersebut menyerangnya.”
Ma’asyirol muslimin, perkataan Abu Darda ini sangat penting untuk dipahami. Dengan mengamalkan ucapan beliau, seseorang bisa tahu imannya sedang naik atau turun. Bahkan bukan hanya itu saja, ia juga dapat mengetahui dengan siapa saja tatkala ia bergaul, menjadikan imannya turun, dan dengan siapa saja saat ia bergaul yang menjadikan imannya bertambah. Bukan hanya itu, karena terbiasa mengecek kondisi keimanannya, ia pun dapat mengetahui tempat-tempat mana saja yang membuat imannya naik. Sehingga ia dapat mengontrol kehidupannya untuk bisa istiqamah.
Sebagai contoh, di saat ada teman SD yang mengajak reuni, maka ia pun menolaknya, karena ia tahu bahwa di dalam acara reuni tersebut biasanya terdapat perbuatan-perbuatan yang tidak baik (seperti merokok, karaoke, tidak pakai jilbab, bahkan minum khomr), sehingga ia langsung menolaknya. Maka inilah maksud daripada perkataan Abu Darda radiyallahu anhu di atas.
Ma’asyirol muslimin rahimakumullah, sebenarnya kalau kita mau jujur, sungguh Allah telah memberikan sinyal kepada kita untuk mengingkari kemungkaran. Jika jiwa kita masih bersih dan masih sesuai fitrah, maka saat kita hendak berbuat maksiat, kita akan tahu bahwa hal tersebut tidak pantas untuk kita lakukan. Rasulullah shalallahu alaihi wa salam bersabda:
“البر ما اطمأنَّت إليه النفس ، والإثم ما حاك في النفس وتردَّد في الصدر وإن أفتاك الناس”.
“Kebajikan adalah segala hal yang menenangkan saat dilakukan, dan dosa adalah segala hal yang mengganjal di hati saat dilakukan, meskipun orang-orang sudah memberi fatwa kepadamu akan bolehnya hal tersebut”.
Ma’asyirol muslimin, secara umum semua ketaatan akan menambah keimanan. Begitu pula sebaliknya, semua kemaksiatan dapat mengurangi iman. Apabila kita telah mengetahui bahwa iman dapat naik dan juga dapat turun, maka pada kesempatan khutbah kali ini, khatib akan menyebutkan beberapa sebab-sebab khusus yang dapat menambah keimanan. Di antara amalan-amalan yang dapat menambah iman adalah:
1. Menuntut ilmu
Apabila seseorang ingin imannya terus bertambah, maka hendaknya ia konsisten di dalam menuntut ilmu. Dan sebagaimana yang kita ketahui bersama bahwa ilmu ini ada banyak macamnya, namun ilmu yang terpenting untuk dipelajari adalah ilmu yang berkaitan dengan Rabb kita, seperti ilmu tauhid, ilmu tentang sifat-sifat Allah, dan lain sebagainya. Sebab iman kita ini akan senantiasa berkaitan dengan Rabb kita. Semakin kita mengenali Rabb kita, maka iman kita akan semakin naik.
Kemudian ilmu lain yang perlu dipelajari untuk meningkatkan iman adalah al-Quran. Dengan membaca al-Qur’an yang disertai dengan tadabur dan pemahaman, cara ini sangat mudah untuk menaikan iman kita yang sedang lemah atau futur. Oleh karenanya Allah ta’ala menamakan al-Qur’an dengan Syifa’ atau obat. Allah berfirman:
و شفاء لما في الصدور
“Dan (Al-Qur’an) adalah obat bagi penyakit yang ada di hati.”
Kemudian diantara ilmu yang bisa menaikan iman ketika dipelajarinya adalah ilmu siroh nabi dan para sahabat. Fungsi mempelajarinya adalah agar memotivasi kita untuk beramal saleh.
2. Berkholwat dengan Allah
Maksud berkholwat disini yaitu beribadah kepada Allah tatkala bersendirian. Hal ini sangat cepat manfaatnya dalam mencharger iman. Oleh karenanya di awal-awal Islam, Allah ta’ala tidak langsung mewajibkan salat lima waktu kepada kaum muslimin, namun yang pertama kali Allah perintahkan kepada Rasulullah di awal Islam adalah salat malam, yang dengannya beliau bisa berkholwat dengan Allah di akhir malam, di mana kebanyakan orang-orang sedang terlelap tidur. Allah berfirman tentang pewajiban salat malam di awal-awal Islam:
يااَيُّهَا الْمُزَّمِّلُۙ قُمِ الَّيْلَ اِلَّا قَلِيْلًاۙ
“Wahai orang yang berselimut (Nabi Muhammad), bangunlah (untuk salat) pada malam hari, kecuali sebagian kecil.”
Meskipun ayat ini ditujukan kepada Nabi, namun diikuti oleh sebagian sahabat yang telah masuk Islam di awal-awal. Dan tentu keimanan sahabat yang masuk Islam di awal berbeda dengan keimanan para sahabat yang masuk Islam belakangan.
Ma’asyirol muslimin rahimakumullah, berkholwat dengan Allah atau beribadah kepada-Nya di saat sendirian ini sangatlah efektif untuk menambah keimanan. Kenapa bisa demikian? Karena amalan ini selain menjadi bukti bahwa dirinya terbebas dari sifat munafik, amalan ini juga dapat menguatkan tauhid uluhiyyah, yaitu ia beribadah murni hanya kepada Allah saja.Oleh karenanya para ulama mengatakan bahwa shalat yang paling afdhol setelah shalat lima waktu adalah qiyamullail, di antara sebabnya adalah karena shalat tersebut lebih ikhlas, tidak diketahui oleh banyak orang, dan sulit dilakukan kecuali orang-orang yang imannya kuat.
3. Bertawakkal hanya kepada Allah
Ma’asyirol muslimin rahimakumullah, di antara hal yang dapat membuat iman naik adalah bergantung hanya kepada Allah. Dan doa yang diajarkan oleh Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam adalah:
يا حي يا قيوم برحمتك أستغيث أصلح لي شأني كله و لا تكلني الى نفسي طرفة عين
“Ya Allah jangan kau sandarkan diriku kepada jiwaku sendiri meskipun sekejap mata.”
Maka sandarkanlah setiap urusan kita kepada Allah, Dzat Yang memiliki kita dan yang mengatur urusan kita. Tatkala semua urusan telah kita sandarkan kepada Allah, iman kita pun akan bertambah. Oleh karenanya semua aktivitas harian, telah diajarkan doanya oleh Nabi kita Muhammad shalallahu alaihi wa sallam. Mulai dari keluar masuk rumah, masuk dan keluar WC, masuk masjid, hendak dan bangun tidur, dan lain-lain. Ini mengajarkan agar kita senantiasa bersandar kepada Allah, dan menyadarkan kepada kita bahwa diri kita ini lemah dan sangat butuh akan pertolongan Allah. Maka tatkala kita menyadari bahwa diri kita ini lemah dan sangat membutuhkan pertolongan Allah, iman kita akan cepat bertambah.
Sebaliknya, tatkala kita sombong dan terlalu percaya diri dengan amal kita tanpa bersandar kepada Allah, iman kita akan semakin berkurang. Sebagaimana Iblis yang awalnya adalah makhluk yang saleh dan rajin ibadah, bahkan disejajarkan dengan para malaikat. Namun tatkala ia sombong dan tidak menyandarkan ibadahnya kepada Allah, maka ia pun dimasukan ke dalam neraka Jahannam.
B. Khutbah Kedua
الـحَمْدُ للهِ عَلَى إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلَى تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَانِهِ وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ تَعْظِيْمًا لِشَأْنِهِ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِي إِلَى رِضْوَانِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَإِخْوَانِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا أَمَّا بَعْد
4. Berteman dengan orang saleh
Ma’asyirol muslimin, salah satu hal esensial yang dapat menambah iman dan juga menjaga kestabilan iman adalah berteman dengan orang-orang saleh. Teman saleh di sini adalah teman yang mau menegur kita. Tatkala kita berbuat salah, ia pun menegurnya, bukan malah yang mendiamkan saja. Kemudian teman yang saleh adalah teman yang mengajak kita untuk berbuat ketaatan. Ketika kita lalai, ia ingatkan, ketika kita menyimpang, dia luruskan. Inilah teman yang menambah keimanan.
5. Memperbanyak doa
Diantara doa yang diajarkan oleh Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam dalam bab ini adalah:
يا مقلب القلوب ثبت قلبي على دينك
“Wahai Zat yang Pembolak balik hati, tetapkanlah hatiku di atas agama-Mu.”
Kemudian doa lainnya yang bisa dilantunkan adalah doa dahsyat yang biasa kita baca sehari-hari, yaitu:
اهدنا الصراط المستقيم
“Ya Allah, tunjukilah kami jalan yang lurus”
Doa ini mencakup di dalamnya meminta untuk di tambah keimanan dan dikokohkan imannya. Maka apabila doa ini dibaca disertai dengan tadabur, rasa harap serta penuh kekhusyu’an, maka akan menambah keimanan kita.
Semoga Allah ta’ala senantiasa memberikan kepada kita taufik untuk bisa menambah iman kita terus. Sehingga hari demi hari, iman kita pun terus bertambah.
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتْ
اللَّهُمَّ آتِ نُفُوْسَنَا تَقْوَاهَا وَزَكِّهَا أَنْتَ خَيْرُ مَنْ زَكَّاهَا أَنْتَ وَلِيُّهَا وَمَوْلَاهَا
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا مَا قَدَّمْنا وَمَا أَخَّرْنَا وَمَا أَسْرَرْنَا وَمَا أَعْلَنَّا وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنَّا، أنْتَ الْمُقَدِّمُ، وَأنْتَ الْمُؤَخِّرُ لا إله إلاَّ أنْتَ
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ