JIHAD PARA PENUNTUT ILMU
Khutbah Jumat yang disampaikan oleh Ust. Mumuh Mukhtarudin, Lc.
di Masjid Jami’ Pesantren Al-Ma’tuq Sukabumi
Jumat, 19 Rabiuts Tsani 1445 H / 03 November 2023
Download file pdf di sini
KHUTBAH PERTAMA
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوبُ إِلَيْهِ، ونعوذُ باللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا، ومِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ،
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يٰاَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَّفْسٍ وَّاحِدَةٍ وَّخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيْرًا وَّنِسَاۤءً ۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ الَّذِيْ تَسَاۤءَلُوْنَ بِه وَالْاَرْحَامَ ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
يٰاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَقُوْلُوْا قَوْلًا سَدِيْدًاۙ
فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهُدَى هدى مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عليهِ وَسلَّم، وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا، فإنَّ كلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالةٌ، وَكُلَّ ضَلَالَةٍ فِي النَّارِ
Jamaah sidang Jumat yang Allah muliakan!
Marilah kita merenung, sejauh mana kita bersyukur kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Ada banyak nikmat yang sering kita lupakan. Nikmat yang mungkin jarang untuk disyukuri oleh kita semua. Nikmat tersebut barulah akan terasa jika Allah telah mengambilnya. Lihatlah bagaimana Allah subhanahu wa ta’ala memudahkan langkah kaki kita untuk shalat Jumat. Di hari yang sama, di saat kaum muslimin di belahan dunia lainnya tidak dapat melaksanakan shalat berjama’ah karena adanya rasa takut, dan itu semua tidak kita rasakan pada siang hari ini.
Maka bersyukurlah kepada Allah subhanahu wa ta’ala bahwa pada hari ini dan juga detik ini, kita tidak merasa takut jika anak dan istri kita tinggalkan di rumah sementara kita menuju masjid. Juga ketika kita pulang menuju rumah, hidangan makanan telah tersedia.
Bersyukurlah kepada Allah subhanahu wa ta’ala, atas apa yang Allah berikan kepada kita. Sungguh jika kita bersyukur kepadaNya maka Allah subhanahu wa ta’ala akan menjaga nikmat tersebut. Bahkan Allah akan menambahkan nikmat-nikmat yang lainnya.
Jama’ah sidang jum’at yang dirahmati oleh Allah subhanahu wa ta’ala..
Di antara konsekuensi keimanan kepada Allah subhanahu wa ta’ala sebagaimana yang telah disabdakan oleh Nabi shalallahu alaihi wa sallam adalah sebagaimana hadits berikut:
لا يؤمن أحدكم حتى يحب لأخيه ما يحب لنفسه
“Tidaklah sempurna iman kalian sampai kalian mencintai untuk orang lain sebagaimana kalian mencintai untuk diri kalian sendiri.”
Di dalam hadis yang lainnya juga Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bersabda tentang konsekuensi keimanan seseorang apabila ia mencintai, maka cintailah karena Allah, dan apabila kita harus membenci, maka bencilah semata-mata karena Allah. Nabi shalallahu alaihi wa sallam bersabda:
من أحب لله وأبغض لله، وأعطى لله، ومنع لله فقد استكمل الإيمان
“Barang siapa yang mencintai karena Allah, dan membenci karena Allah, dan memberi karena Allah dan juga tidak memberi karena Allah, maka telah sempurna imannya”.
Dalam hadis yang lainnya juga disebutkan bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bersabda:
المؤمن للمؤمن كالبنيان يشد بعضه بعضا
“Persaudaraan antar mukmin itu ibarat sebuah bangunan yang saling menguatkan satu sama yang lainnya.”
Di dalam hadis yang lainnya, Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam mengingatkan:
مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ، إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى
“Permisalan mukmin dalam kedekatan dan kasih sayang di antara mereka ibarat satu tubuh. Jika ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka akan terasa sakitnya di sekujur tubuh dengan demam dan tidak bisa tidur”
Maka apabila ada salah seorang saudara kita yang kesakitan, kemudian kita tidak merasakan rasa sakit tersebut, jika kita tidak merasakan kesulitan di saat kaum muslimin yang lain membutuhkan bantuan, maka hal demikian bisa jadi menunjukkan adanya masalah pada hati kita. Dan pada hakikatnya itu adalah benih-benih kemunafikan.
Sebagaimana yang difirmankan oleh Allah subhanahau wa ta’ala di dalam al-Qur’an, mengisahkan bagaimana Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam saat tinggal di kota Madinah, beliau bertetangga dengan orang-orang Yahudi dan orang-orang munafik, kemudian Allah kisahkan bagaimana kondisi mereka pada saat itu:
اِنْ تَمْسَسْكُمْ حَسَنَةٌ تَسُؤْهُمْۖ وَاِنْ تُصِبْكُمْ سَيِّئَةٌ يَّفْرَحُوْا بِهَا ۗ وَاِنْ تَصْبِرُوْا وَتَتَّقُوْا لَا يَضُرُّكُمْ كَيْدُهُمْ شَيْـًٔا ۗ اِنَّ اللّٰهَ بِمَا يَعْمَلُوْنَ مُحِيْطٌ
“Mereka orang-orang munafik pada saat itu, apabila kaum muslimin ditimpa kesenangan, mereka merasakan kesedihan. Sedangkan apabila kaum muslimin ditimpa kekalahan, kemunduran, atau mengalami musibah, mereka orang-orang munafik itu berbahagia.”
Maka seharusnya kaum muslimin tidak seperti mereka. Tatkala ada saudara kita mengalami kesulitan, malam tidak bisa kita lalui dengan tidur. Terbayang-bayang bagaimana keadaan kaum muslimin yang sedang tertimpa musibah dan kesulitan di sana. Ketika hujan lama tak kunjung turun karena Allah tahan, maka sekarang sudah kembali turun walhamdulillah. Tapi di belahan bumi sana, ada sebagian kaum muslimin untuk minum pun mereka tak bisa. Makan pun mereka tak ada. Maka hendaknya kita juga merasakan kesedihan mereka.
Jamaah sidang jum’at yang dirahmati oleh Allah subhanahu wa ta’ala!
Pada hari ini, saudara-saudara kita di belahan bumi Palestina, tempat yang diberkahi oleh Allah subhanahu wa ta’ala mengalami banyak cobaan. Padahal tanah mereka telah Allah berkahi. Juga, Masjidil Aqsho yang berada di Palestina merupakan masjid ketiga yang paling mulia yang terdapat di muka bumi ini.
لا تشد الرحال إلا الى ثلاثة مساجد: مسجد الحرام ومسجدي هذا ومسجد الأقصى
Maka kemana hati kita di antara ketiga masjid ini? Marilah kita rasakan bagaimana penderitaan saudara-saudara kita yang sedang diuji oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Akan tetapi kita tidak perlu mencemaskan kondisi mereka, sebab mereka sedang diuji oleh Allah. Mungkin Allah sudah menetapkan bagi mereka-mereka yang ikhlas di dalam menghadapi ujian ini dengan balasan surga. Marilah kita Bersama-sama merenungkan dan berjuang, agar bagaimana Islam ini bangkit dan tidak jatuh. Kita pikirkan bagaimana agar pemuda-pemuda kaum muslimin menjaga izzatul islam. Bukan malah sebaliknya.
Ma’asyirol muslimin. Saat ini mungkin kita melaknat orang orang Yahudi, melaknat orang-orang yang membantai kaum muslimin, namun dikhawatirkan, di sisi lain kita telah mencoreng agama kita sendiri. Mari renungkan, berapa banyak di antara kita yang cemburu tatkala syariat Islam dilecehkan?
Berapa banyak santri-santri di pesantren ini yang datang dengan niat betul-betul semata-mata untuk menegakkan kalimat Allah? Berniat menuntut ilmu sehingga ia bisa kembali ke tanah kelahirannya agar bisa mendakwahkan kalimat Allah? Atau justru malah sebaliknya …
Maka mari kita lihat diri kita, ketahuilah bahwa Islam akan jaya ketika kita menjujung tinggi Islam tersebut. Kita tidak usah takut dengan orang orang yang mungkin akan menghantam kita, memusnahkan kita jika iman ada pada hati kita. Kita tidak akan takut kepada manusia. Kita takut kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Maka kencangkan ikat pinggang, kuatkan ilmu, sungguh demi Allah Islam akan jaya sebagaimana jayanya umat-umat terdahulu, yakni pada masa para salafuna saleh.
عضوا عليها بالنواجذ
Maka, gigitlah sunnah dengan gigi geraham kalian, dan jangan sampai kita mati, kecuali di atas agama Islam.
ولا تموتن إلا وأنتم مسلمون
Bagaimana itu bisa diraih? Maka harus dimulai dari saat ini juga. Marilah kita bangun dari kemalasan kita. Janganlah kita menghabiskan waktu hanya untuk permainan dan senda gurau belaka. Apakah engkau harus mendapatkan apa yang kaum muslimin di Palestina rasakan , barulah kalian kembali kepada Allah?
أقول قولي هذا وأستغفر الله لى ولكم
KHUTBAH KEDUA
الحمد لله وكفى والصلاة والسلام على نبينا المصطفى وعلى آله وأصحابه أهل الصدق مستقبلين شرفا
أشهد ألا إله إلا الله وحده لا شريك له وأشهد أن محمدا عبده ورسوله لا نبي ولا رسول بعده، أما بعد
Jama’ah sidang jum’at yang Allah muliakan!
Bagaimana andil kita dalam menolong saudara saudara kita di Palestina sana? Tentunya kita membantu mereka dengan doa kita. Kita memberikan doa-doa terbaik kita untuk mereka. Jika kita memiliki kelebihan daripada harta, kita sumbangkan dengan niat untuk membantu saudara saudara kita di sana walaupun sedikit. Dan apabila kita memiliki doa-doa yang mustajab, sebagaimana yang dikabarkan oleh Nabi shalallahu alaihi wa sallam ,bahwa di hari Jum’at terdapat waktu yang akan Allah ijabah pada waktu tersebut, maka luangkanlah waktu kita untuk mendoakan mereka, khususnya di waktu-waktu istijabah. Kita terus doakan saudara saudara kita yang sedang mengalami cobaan, di antaranya adalah saudara-saudara kita di bumi Palestina yang Allah berkahi.
Jamaah sidang jum’at rahimakumullah!
Kita tidak mungkin berangkat ke palestina untuk berjihad tanpa izin dari penguasa. Yang bisa kita lakukan sekarang adalah jihad menuntut ilmu. Sungguh karena kebodohan dan ketidak pahaman terhadap agamalah yang menyebabkan tersebarnya kesesatan di muka bumi. Maka ketahuhilah hari-hari ini sejatinya kita sedang berjihad di jalan Allah.
Di saat terdapat kaum muslimin yang sedang berjihad disana, maka terdapat pula sebagian kaum muslimin lainnya yang berjihad menuntut ilmu. Sehingga mereka menjadi orang-orang yang menegakkan agama ini dengan ilmu. Dengan menuntut ilmu, marilah kita bersama-sama berazzam untuk menegakkan syariat sesuai yang diajarkan oleh Allah dan rasul-Nya. Marilah kita bersemangat, marilah kita bangkit bersama-sama, jangan sampai kita terpecah belah, jangan sampai kita malas-malasan.
Sungguh benar apa yang Nabi shalallahu alaihi wa sallam sabdakan dalam hadis yang diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu:
عنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يُقَاتِلَ الْمُسْلِمُونَ الْيَهُودَ فَيَقْتُلُهُمْ الْمُسْلِمُونَ حَتَّى يَخْتَبِئَ الْيَهُودِيُّ مِنْ وَرَاءِ الْحَجَرِ وَالشَّجَرِ فَيَقُولُ الْحَجَرُ أَوْ الشَّجَرُ يَا مُسْلِمُ يَا عَبْدَ اللَّهِ هَذَا يَهُودِيٌّ خَلْفِي فَتَعَالَ فَاقْتُلْهُ إِلَّا الْغَرْقَدَ فَإِنَّهُ مِنْ شَجَرِ الْيَهُودِ
“Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ‘Sungguh hari Kiamat tidak akan tegak sehingga kaum muslimin memerangi Yahudi, lalu kaum Muslimin akan membunuh mereka sampai-sampai setiap orang Yahudi bersembunyi di balik batu dan pohon, tetapi batu dan pohon itu berkata, ‘Wahai Muslim, wahai Abdullah, sesungguhnya ada orang Yahudi di belakangku, kemarilah dan bunuhlah dia.’ Kecuali (pohon) gharqad karena ia adalah pohon Yahudi.” (HR. Muslim)
Jika telah terjadi peperangan antara kaum muslimin dengan Yahudi, maka ini adalah tanda dekatnya hari Kiamat. Maka apakah yang sudah kita siapkan menuju hari di mana kita akan dihisab oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Marilah kita sama sama berharap kepada Allah agar mendapatkan kematian yang indah.
Kemudian yang kedua, khatib berwasiat jagalah persaudaraan. Sesungguhnya sesama muslim itu bersaudara.
إنما المؤمنون إخوة
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu bersaudara”
Imam asy-Syafi’i rahimahullah pernah berkata: “Keluarlah engkau untuk merantau, keluarlah untuk menuntut ilmu. Engkau akan mendapatkan saat pulang ke rumahmu, sahabat yang baru, sesuatu yang baru.”
Di sini kita semua disatukan di satu nasib, yaitu jalan menuntut ilmu, maka perkuatlah tali saudara di antara kita. Dan Jangan ada diantara kita yang meremehkan satu dengan yang lainnya.
Kalau kita tidak melihat saudara kita selama tiga hari, maka tanyakan kepadanya, kemana saja antum? Sudah Tiga hari tak kelihatan. Kalau kita lihat saudara kita sakit, maka jenguklah dia. jika kita melihat saudara kita yang bersedih, maka bahagiakanlah dia. Masukan kebahagiaan ke dalam hatinya.
Mari kita eratkan tali persaudaraan kita, cukup bagi kita tatkala kita bersatu untuk melawan musuh musuh islam, jangan sampai ada sikap membully diantara kita, jangan sampai ada saling menjatuhkan, jangan sampai ada saling hasad satu sama lainnya, karena inilah awal mula keruntuhan islam, yaitu saat kaum muslimin hanya melihat kepada kaum muslim hanya untuk kebutuhan dunia saja.
Maka marilah kita sama sama mengeratkan hubungan kita, jangan sampai kita terpecah belah, jangan sampai kita diobrak-abrik oleh musuh-musuh islam, mdan jangan sampai kita berada di dalam keterpurukan.
Hadirin kaum muslimin sidang jum’at yang di rahmati Allah, mudah-mudahan kita semua menjadi orang yang Allah ridhai, perbanyaklah berdoa di hari jum’at yang mulia ini untuk kita semua, untuk guru-guru kita, dan juga untuk kaum muslimin dengan cara melaksanakan qunut nazilah ataupun doa-doa lainnya yang bisa kita panjatkan.
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ
اللهم أعزّ الإسلام و المسلمين يا رب العالمين.. اللهم أعد المسجد الأقصى الى رحاب المسلمين
اللهم انصرهم نصرا مؤزَّرا.. اللهم انصر إخواننا المسلمين في بلاد فلسطين
اللهم ثبت أقدامهم.. اللهم وحّد صفوفهم.. اللهم اجمعهم على الحق يا رب العالمين
اللهم تقبل منهم الشهداء واشف منهم المرضى والجرحى
اللهم أصلح ولاتنا.. اللهم إنا عبادك نستعيذ بك يا أرحم الراحمين
اللهم لا تذرنا يا رب العالمين
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
ربنا اغفر لنا ولإخواننا الذين سبقوا بالإيمان، ولا تجعل في قلوبنا غلا للذين آمنوا ربنا إنك رعوف رحيم
اللهم إنا نسألك حبك و حب من يحبك و حب عمل يقربنا الى حبك
وصلى الله علي نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم