Mengenali Jenis Sampah dan Memilahnya
Penulis: Denie Fauzie Ridwan
Setiap hari, setiap diri kita tidak ada yang benar-benar lepas dari urusan sampah. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia pastinya menghasilkan sampah, baik itu dari rumah tangga maupun industri. Sekira 0,7 kg sampah yang dihasilkan setiap hari perkapita penduduk Indonesia. Dalam skala nasional, dengan jumlah penduduk 270 juta, jumlah sampah Indonesia setiap hari mencapai 175.000 ton atau 64 juta ton pertahun.
Sadari bahwa setiap kita adalah penyumbang aktif sampah. Hampir setiap hari aktivitas kita menghasilkan sampah yang terus bertambah, baik itu sampah pribadi, sampah keluarga, sampah lingkungan. Menurut KLHK (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan), sebanyak 60% dari produksi sampah nasional berasal dari limbah rumah tangga. Karenanya, harus ada pengelolaan sampah yang baik di rumah tangga. Kita semua adalah penghasil sampah, tapi sedikit sekali dari kita yang peduli dengan sampah. Padahal kita pun tahu bahwa sampah tidak akan hilang dengan sendirinya. Maka sudah saatnya kita lebih peduli terhadap sampah yang kita hasilkan sendiri.
Cukupkah kita hanya peduli pada kebersihan dan keindahan tempat sendiri? Cukupkah tugas kita selesai dengan membuang sampah-sampah itu ke Tempat Pembuangan Sementara (TPS) depan rumah, lalu membiarkan para petugas mengangkut dan membawanya ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA), yang bahkan kita tidak tahu tempatnya di mana? Betulkah tidak ada yang bisa kita lakukan dengan sampah kita sendiri, yang dihasilkan dengan sadar dan senang hati, yang sejatinya dia adalah tanggung jawab masing-masing kita?
Pernahkah terlintas dalam pikiran, bagaimana kalau tak ada lagi orang yang mau jadi tukang angkut sampah? Atau saat menikmati nyamannya lingkungan bersih dan indah tempat tinggal kita, pernahkah membayangkan bahwa di sana ada satu tempat yang kian sesak dengan kiriman sampah kita? Atau bagaimana kalau tak ada lagi TPA yang bisa menampung gunungan sampah yang terus bertambah setiap hari? Oleh sebab terjadinya berbagai bencana di TPA: kebakaran, TPA longsor, atau TPA penuh (overload)? Beberapa TPA sudah tidak menerima lagi sampah, seperti TPA Sarimukti Bandung dan Piyungan (Yogyakarta) karena sudah penuh.
Sampah membuat lingkungan kita kotor, mengancam kelestarian berbagai makhluk hidup, dan menyebabkan berbagai bencana alam seperti banjir. Selain itu, sampah juga membuat kita kesulitan mendapatkan udara yang bersih. Maka dari itu, dibutuhkan kesadaran diri masing-masing untuk mengurangi dan menangani sampah-sampah yang di sekitar kita.
Bagaimana caranya? Apa yang bisa kita lakukan?
Ternyata ada banyak hal sederhana yang bisa kita lakukan oleh diri kita sendiri dan keluarga, di rumah sendiri, dalam rangka mengurus sampah kita sendiri. Masalahnya bukan ribet atau tidak ribet, tapi mau atau tidak mau.
Berdasarkan panduan dalam UU No. 18/2008 tentang persampahan, langkah awal yang bisa kita lakukan dalam menangani sampah kita adalah mengurangi jumlah sampah yang kita hasilkan setiap hari. Banyak langkah praktis yang bisa dilakukan dalam mengurangi jumlah sampah, diantaranya:
- Membawa kantong belanja sendiri.
Mulai dari sekarang bawalah kantong belanja sendiri ketika berbelanja. Ibu-ibu rumah tangga harus mulai membiasakan membawa kantong belanja sendiri ketika belanja ke pasar. Termasuk anak-anak atau santri juga harus dibekali kantong belanja sendiri ketika mereka jajan.
- Membawa botol minum atau tumbler.
Apa dibutuhkan ketika haus? Tentu, air minum. Ketika haus jawabannya tidak harus membeli air minum kemasan. Lebih baik menyiapkan air minum dari rumah dengan menggunakan tumbler. Selain bentuk dari peduli terhadap lingkungan, membawa tumbler juga bisa menghemat uang.
- Hindari membeli makanan dan minuman kemasan plastik atau styrofoam.
Usahakan jangan membeli produk dalam kemasan sachet, tapi belilah produk dalam kemasan besar umtuk mengurangi sampah dan botolnya bisa didaur ulang. Jika memungkinkan, pilihlah produk dengan kemasan alami seperti daun atau keukeuba seperti tulisan M. Rusli Agustian, S.IP. pada kolom Artikel Budaya Lokal dalam situs ini yaitu http://almathbaah.com/index.php/2023/09/03keukeuba-wadah-makanan-alternatif-pengganti-styrofoam/. Belilah produk yang menjadi kebutuhan rutin bulanan dalam jumlah besar (grosir). Belanja secara grosir selain menghemat biaya dan ongkos, juga mengurangi sampah plastik di rumah.
- Hindari peralatan rumah tangga sekali pakai.
Alat rumah tangga sekali pakai contohnya adalah tisu, sedotan, dan alat cukur (disposable razor). Melansir dari YouGov, setiap satu dari empat orang Indonesia memakai sedotan plastik sehari-hari (27%). Setidaknya jumlah sedotan yang digunakan orang Indonesia per tahunnya mencapai 93 juta sedotan. “Sampah sedotan plastik itu kalau bisa jangan dipakai lagi, kalau disusun bisa mencakup jarak dari Jakarta sampai Meksiko,” kata Rosa Vivin Ratnawati (Dirjen Pengelolaan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup) dalam sebuah diskusi online bertajuk “Ekonomi Sirkular: Solusi Limbah Plastik Indonesia dan Mitigasi Perubahan Iklim” Sabtu (5/3/2022). Jika siklus penggunaan alat-alat rumah tangga sekali pakai ini berlangsung terus-menerus, maka akan menyebabkan timbunan sampah yang berbahaya dan mencemari lingkungan. Berhentilah memakai sedotan plastik dan beralih ke sedotan bambu atau stainless. Juga beralih ke penggunaan lap kain dan alat cukur yang bisa dipakai berulang kali tentunya pilihan yang bijak dan lebih mencintai lingkungan kita.
- Membawa alat makan sendiri.
Penggunaan piring, gelas, sendok, garpu, atau bahkan sumpit plastik atau bahan sekali pakai turut berkontribusi terhadap tingginya jumlah sampah. Oleh karena itu, cara efektif menguranginya adalah dengan membawa sendiri wadah atau peralatan makan/minum, terutama ketika belanja jajanan.
- Membuat kebijakan perusahaan/sekolah/pesantren yang lebih ramah lingkungan dalam pengelolaan sampah.
Ketika sekolah atau pesantren sudah memiliki kebijakan dalam pengelolaan sampah yang lebih ramah lingkungan, maka hal tersebut akan berpengaruh besar dalam mengurangi sampah dan akan dikenal sebagai sekolah/pesantren yang peduli terhadap lingkungan dan masa depan bumi yang lebih baik. Yang terpenting adalah tumbuhnya kesadaran dan budaya pada peserta didik dalam pengelolaan sampah yang berwawasan lingkungan dan lebih bersahabat bagi kelestarian bumi, seperti diamanatkan dalam Al-Qur’an surat Al-A’rof: 56 atau Ar-Rahman: 9. Ketika menyelenggarkan event sebuah kegiatan misalnya, sekolah komitmen untuk mengurangi jumlah sampah dengan cara sosialisasi kepada peserta untuk membawa alat makan dan minum sendiri (tumbler, gelas, sendok/garpu dan wadah makan). Menghindari penggunaan kotak makanan dan diganti dengan sajian perasmanan. Kebijakan yang sama bisa berlanjut ke mini market atau kantin sekolah dalam berbelanja bagi konsumennya.
- Mulailah memilah sampah.
Hal yang kalah pentingnya adalah memilah dan memisahkan sampah sesuai dengan jenisnya. Pemilahan sampah dari awal dan dari sumbernya langsung menjadi pilihan yang tepat untuk pengelolaan sampah berkelanjutan yang baik untuk lingkungan dan bumi kita.
Pada kesempatan ini, kita akan fokus bagaimana kita bisa memilah sampah. Membuang sampah di tempat sampah tanpa pilah sekarang tidak cukup. Sampah-sampah yang bercampur segala macam jenisnya dan menumpuk di TPA akan menimbulkan gas metan yang sangat beracun yang mengakibatkan efek rumah kaca (salah satu faktor besar pada perubahan iklim), seperti bom waktu yang lama kelamaan bisa meledak. Dan saat ini pun kita sudah mulai merasakannya: udara yang terasa kian panas dan terik. Berdasarkan pencatatan Goddard Institute of Space Studies (GISS) NASA, suhu rata-rata permukaan bumi mencapai rekor paling panas sepanjang sejarah pada musim kemarau 2023. Subhaanallaah.
Pemilahan sampah ini sejalan dengan himbauan Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Sukabumi Bapak Asep Irawan, “Kami terus menghimbau masyarakat untuk melakukan pemilahan sampah rumah tangga sebelum dibuang, ini bisa memperpanjang umur TPA kita.” Menurut beliau TPA Cikundul yang luasnya 10,7 ha sudah overload, karena setiap harinya menerima sampah sebanyak 180 ton.
Ada beberapa manfaat dari kegiatan memilah sampah yang bisa kita dapatkan:
- Agar sampah kering dan sampah basah tidak bercampur, karena jika kedua jenis sampah ini tercampur, bisa menjadi sarang bakteri dan menimbulkan bau tak sedap.
- Menghindari material-material berbahaya yang tercampur (seperti sampah elektronik, obat-obatan, dan lain-lain).
- Mempermudah dalam pengolahan dan daur ulang sampah.
- Memiliki keuntungan ekonomi karena kita bisa memanfaatkan kembali barang-barang bekas menjadi sesuatu yang bermanfaat.
- Meminimalkan sampah-sampah yang akan dibuang ke TPA.
Penting bagi kita untuk mengetahui jenis-jenis sampah sebelum mengelolanya. Secara umum jenis sampah ada tiga, yaitu:
- Sampah Organik
Sampah organik adalah jenis buangan yang bisa dan relatif cepat mengalami penguraian atau pembusukan dengan sendirinya secara alamiah. Contohnya adalah sisa makanan, kulit buah, sayuran, sisa masakan dari dapur, dan daun-daunan dari pepohonan di halaman rumah. Sampah organik dikatakan sebagai sampah ramah lingkungan dan dapat bermanfaat untuk bahan pembuatan pupuk tanaman, seperti pupuk kompos dan pupuk kandang. Biasanya jenis sampah ini juga bisa diolah kembali menjadi pakan ternak, pupuk kompos, pupuk kandang, hingga biogas.
- Sampah Anorganik
Sampah anorganik diartikan sebagai bahan tidak terpakai yang sukar membusuk, sulit terurai secara biologis dan proses penghancurannya membutuhkan penanganan di tempat khusus. Misalnya botol kaca, kemasan plastik, kaleng, tetra pack, besi berkarat, pembalut dan popok sekali pakai, dan lain sebagainya. Cara memilah sampah anorganik adalah dengan memisahkan masing-masing kategori turunannya, seperti plastik (kantong kresek, kemasan plastik, dan sebagainya), kertas, kemasan tetra pack, kaleng, dan kaca. Sampah anorganik memiliki nilai ekonomis dan bisa dimanfaatkan menjadi hasta karya atau produk lain.
Pemisahan sampah organik dan anorganik memudahkan pemilihan dan penggunaan kembali jenis sampah sesuai dengan kegunaannya. Sampah anorganik ini dapat diserahkan ke bank sampah, di-recyle atau di-reuse sehingga sampah tidak berakhir di TPA dan memiliki nilai ekonomis.
Untuk memilah sampah-sampah tersebut, ada 3 langkah mudah yang perlu dilakukan:
- Kumpulkan
- Pisahkan
- Bersihkan
- Sampah B3
Selain sampah organik dan sampah anorganik, ada satu jenis sampah lagi yang perlu dipilah, yaitu sampah B3 (sampah bahan berbahaya dan beracun). Misalnya obat-obatan yang sudah sudah kadaluarsa, cairan pembersih kaca/jendela, pembersih lantai, pengkilap kayu, pengharum ruangan, pemutih pakaian, detergen, pembasmi serangga, batu baterei, dan sebagainya. Sampah B3 merupakan sampah yang mengandung zat beracun, oleh karena itu sampah jenis ini sangat berbahaya dan secara langsung maupun tidak dapat merusak kesehatan dan lingkungan.
Setelah kita mengetahui jenis sampah, barulah kita bisa memilah sampah-sampah tersebut, agar selanjutnya bisa diproses kembali menjadi barang yang bernilai serta tidak membahayakan kelangsungan makhluk hidup. Pemisahan sampah organik dan anorganik juga memudahkan pemilihan dan penggunaan kembali jenis sampah sesuai dengan kegunaannya. Nah, itu dia cara pintar memilah sampah yang bisa dilakukan di rumah. Mudah bukan?
Kemudian setelah dipilah, apakah sampah tersebut dibiarkan begitu saja menumpuk di gudang atau garasi rumah? Tentu tidak.
Pengelolaan sampah selanjutnya bisa dilakukan dengan penerapan prinsip 3R (Reuse, Reduce, Recycle). Reuse adalah mengelola sampah dengan menggunakan kembali sampah secara langsung, dengan fungsi yang masih sama maupun berbeda. Contoh kebiasaan reuse yang mudah dilakukan di rumah di antaranya: menggunakan kembali kantong belanja, menggunakan kembali botol plastik bekas, menggunakan kembali kertas bekas, memanfaatkan kembali baju yang sudah tidak terpakai, memanfaatkan kembali kardus bekas.
Reduce adalah pengurangan segala kegiatan yang dapat menimbulkan sampah. Contoh kebiasaan reduce yang mudah dilakukan di antaranya: menghindari penggunaan alat makan sekali pakai, memiilih barang dengan bungkus kemasan yang sedikit atau tidak berlebihan, menggunakan kedua sisi lembar kertas, membawa kantong belanja sendiri, membeli barang yang dapat diisi ulang, mengurangi penggunaan kertas tisu dengan menggunakan lap kain atau sapu tangan, mengurangi penggunaan pembalut dan popok sekali pakai buang.
Sedangkan recycle adalah daur ulang atau pemanfaatan kembali sampah dengan beberapa tahapan pengolahan. Contoh recycle yang bisa dilakukan di antaranya: mengolah sampah organik menjadi kompos, mengubah limbah plastik menjadi kerajinan tangan seperti tempat pensil, peralatan dapur atau bahkan pot bunga, memanfaatkan CD/DVD sebagai tatakan gelas, menggunakan bohlam lampu bekas menjadi pot tanaman gantung.
Untuk sementara, bila belum memiliki waktu dan kesempatan untuk mengolahnya lebih lanjut, kita bisa tetap membuangnya di TPS depan rumah. Perbedaannya adalah bahwa sekarang sampah kita sudah terpilah dan terpisah sesuai jenisnya sebagaimana telah dibahas di atas. Minimal, sedikit membantu meringankan pekerjaan bapak pengangkut sampah. Misal, karena jadi berkurang bau tak sedap dari sampah yang semula terbiasa campur aduk segala ada, mengurangi cemaran bahan-bahan beracun yang dapat membahayakan kesehatan, lebih aman dari pecahan kaca atau benda-benda tajam yang dapat melukai, lebih cepat mengumpulkan sampah sesuai jenis, dan lain-lain. Maasyaa Allah, semoga hal ini bisa menjadi sebab Allah mudahkan pula segala urusan kita karena turut memudahkan urusan dan menghilangkan gangguan bagi orang lain. Aamiin.
Lihatlah, satu hal kecil yang kita lakukan sekelas memilah sampah saja bisa mendatangkan kebaikan yang banyak bagi sekitar, dan dapat membawa perubahan yang besar dalam kehidupan manusia di masa depan. Biidznillaah.
Semoga bermanfaat.
Referensi:
Agnia Primasasti. ©️ 2022 Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian Kota Surakarta
https://zerowaste.id/zero-waste-lifestyle/cara-memilah-sampah-di-rumah/
Memilah Sampah – Universaleco
https://indonesiasustainability.com/reduce-reuse-recycle-adalah-contohnya/
http://indonesia.go.id/kategori/indonesia-dalam-angka/2533/membenahi-tata-kelola-sampah-nasional
http://pelitasukabuminews.com/2023/08/07/tpa-cikundul-overload-dlh-imbau-masyarakat-memilah-sampah/
http://data.tempo.co/read/1776/nasa-suhu-musim-panas-2023-tertinggi-sepanjang-sejarah/