Motivasi

Menyalakan dan Menyemarakkan Ilmu dengan Literasi

Nabella O.S Mustaqorina, S.P.I., M.Pd

ORDER

Menyalakan dan Menyemarakkan Ilmu dengan Literasi

Nabella O.S Mustaqorina, S.P.I., M.Pd

Pendidikan pesantren telah lama menjadi penjaga tradisi ilmu dan kearifan lokal di Indonesia, khususnya dalam konteks dunia keislaman. Sebagai lembaga yang didasarkan pada ajaran agama Islam, pesantren tidak hanya mengajarkan nilai-nilai keagamaan, tetapi juga memberikan landasan yang kuat bagi pengembangan literasi. Pesantren, dengan pendekatan yang berbasis pada ajaran Islam, memiliki potensi besar untuk menjadi garda terdepan dalam gerakan literasi yang mengangkat makna dan kekuatan ilmu dalam setiap langkah pendidikan.

Pendidikan pesantren merupakan bagian tak terpisahkan dari sejarah pendidikan di Indonesia yang telah berlangsung berabad-abad lamanya. Sejak dahulu pesantren telah menjadi pusat pembelajaran agama Islam yang kaya akan tradisi ilmiah. Namun, dengan perkembangan zaman, pesantren dituntut untuk tidak hanya mengajarkan ilmu agama, tetapi juga ilmu pengetahuan umum yang dapat meningkatkan daya saingnyadi era modern. Gerakan literasi di pesantren menjadi salah satu upaya untuk menjawab tuntutan tersebut dan mengubah paradigma pesantren dari sekadar tempat mengaji menjadi pusat pendidikan yang holistik dan berdaya saing tinggi.

Ilmu adalah cahaya yang menerangi kegelapan, membuka mata hati untuk melihat dunia dengan lebih jernih dan bijaksana. Dalam konteks pendidikan pesantren, ilmu bukan hanya tentang menuntut Kitab Suci atau teks-teks klasik, tetapi juga tentang memahami makna yang terkandung di dalamnya dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Ilmu memberi kekuatan pada santri untuk berpikir kritis, memecahkan masalah, dan menjadi agen perubahan yang membawa manfaat bagi masyarakat dan ummat. Dengan literasi, santri dapat mengembangkan potensi diri mereka secara maksimal, menjadikan pesantren sebagai lembaga yang tidak hanya menghasilkan ulama-ulama yang cerdas, tetapi juga pemimpin-pemimpin masa depan yang bertanggung jawab dan berwawasan luas.

Berliterasi di pesantren bukanlah sekadar kewajiban, tetapi sebuah panggilan jiwa yang menggerakkan hati dan pikiran. Setiap lembaran yang dibaca dan setiap kalimat yang ditulis adalah langkah kita menuju kedewasaan intelektual dan spiritual. Dalam setiap huruf yang terbentuk, tersemat kekuatan untuk mengubah dunia menjadi lebih baik. Jangan pernah merasa puas dengan apa yang sudah kita ketahui, tetapi teruslah lapar akan ilmu pengetahuan. Sebab, dengan berliterasi, kita tidak hanya mengembangkan potensi diri, tetapi juga menjadi sumber inspirasi bagi orang lain untuk ikut terlibat dalam perjalanan panjang menuju cahaya ilmu yang abadi.

Setiap lembaran yang kita baca adalah jendela menuju dunia yang lebih luas dan penuh warna. Dalam setiap kata yang kita tulis terkandung kekuatan untuk mengubah pandangan dan merangkul perbedaan. Berliterasi bukan hanya tentang mengasah kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga tentang mengasah kemampuan berpikir kritis, menggali potensi diri, dan menginspirasi orang lain. Dengan literasi, kita dapat mengubah diri kita sendiri, keluarga, masyarakat, dan bahkan dunia. Jadi, mari bersama-sama menjadikan literasi sebagai gaya hidup kita, dan bersama-sama kita terangi dunia dengan cahaya ilmu pengetahuan.

Rasulullah Muhammad ﷺ bersabda, “Mencari ilmu adalah kewajiban bagi setiap Muslim.” (HR. Ibnu Majah).

Dalam Al-Qur’an surat Al-Mujadilah Ayat 11 juga dituliskan bahwa “Allah akan meninggikan derajat orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” (QS. Al-Mujadilah: 11).

Dari kedua dalil di atas kita dapat memahami betapa pentingnya literasi dalam Islam. Mencari ilmu tidak hanya diperintahkan, tetapi juga dijanjikan pahala yang besar. Dengan berliterasi, kita tidak hanya memperkaya diri sendiri, tetapi juga memperkuat iman dan takwa kita kepada Allah ﷻ. Oleh karena itu, mari kita jadikan literasi sebagai bagian integral dari ibadah kita dan teruslah berusaha untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman kita atas ajaran agama dan ilmu pengetahuan umum.

Mari kita jadikan literasi sebagai sumber kebahagiaan dan pengetahuan yang tak terbatas. Setiap buku yang kita baca adalah perjalanan menuju pengetahuan baru dan setiap kata yang kita tulis adalah jejak peradaban yang abadi. Jangan pernah merasa puas dengan apa yang sudah kita ketahui, tetapi teruslah lapar akan ilmu pengetahuan. Sebab, dengan setiap kata yang kita baca dan tulis, kita memperkaya jiwa dan pikiran kita.

Literasi adalah kunci untuk membuka pintu menuju masa depan yang lebih baik. Dengan literasi, kita dapat memperluas wawasan, meningkatkan kualitas hidup, dan membuka peluang-peluang baru. Mari kita jadikan literasi sebagai bagian integral dari kehidupan kita sehari-hari. Mulailah dari hal-hal kecil, seperti membaca satu halaman buku setiap hari atau menulis sebuah catatan tentang apa yang dipelajari. Jangan takut untuk bertanya dan mencari informasi lebih lanjut, karena dengan berliterasi, kita dapat menjadi pribadi yang lebih berpengetahuan dan berdaya.

Ingatlah, bahwa kekuatan ilmu tidak terbatas. Setiap kata yang kita baca, setiap kalimat yang kita tulis, adalah langkah kita menuju keabadian. Dengan berliterasi, kita dapat menerangi dunia dengan cahaya pengetahuan. Jadi, mari kita teruskan perjuangan ini, dan bersama-sama kita wujudkan masyarakat yang berbudaya literasi.

Referensi

Fuadi, A. (2020). Membaca Tanpa Batas. Pustaka Alvabet.

Fuadi, A. (2019). Menulis Menuju Puncak Kebahagiaan. Pustaka Alvabet.

Anwar, K. (2021). Membaca Jalan Surga. Pustaka Cendekia.

Anwar, K. (2020). Menulis: Jendela Dunia yang Baru. Pustaka Cendekia.

Fuadi, A., & Anwar, K. (2018). Gerakan Literasi Pesantren. Pustaka Alvabet.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button