Keutamaan Shalat di Shaf Pertama dan Shaf-Shaf Terdepan
Syekh Nada Abu Ahmad
Al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لو يعلم الناس ما في النداء والصف الأول ثم لم يجدوا إلا أن يستهموا عليه لاستهموا، ولو يعلمون ما في التهجير، لاستبقوا إليه، ولو يعلمون ما في العتمة والصبح لأتوهما ولو حبوًا
“Seandainya manusia mengetahui pahala adzan dan shaf pertama, sementara mereka tidak bisa mendapatkannya kecuali harus dengan diundi (1), nicaya mereka akan mengundinya. Jika mereka mengetahui keutamaan hadir di masjid sebelum didirikan shalat (at-tahjiir) (2), niscaya mereka akan berlomba untuk mendapatkannya. Jika mereka mengetahui pahala shalat Isya dan shalat Subuh, niscaya mereka akan mendatanginya walaupun dengan merangkak.”.
♦ Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لو تعلمون ما في الصف الأول: ما كانت إلا قرعة
“Seandainya kalian mengetahui keutamaan shaf pertama, niscaya akan dilakukan undian untuk mendapatkannya.”
♦Abu Dawud dan Ibnu Majah meriwayatkan dalam riwayat yang shahih dari Ubay bin Ka’b radhiyallahu ‘anhu beliau berkata,
صلى بنا رسول الله صلى الله عليه وسلم يومًا الصبح، فقال: أشاهد فلان؟ قالوا: لا، قال: أشاهد فلان؟ قالوا: لا، قال: إن هاتين الصلاتين أثقل الصلوات على المنافقين، ولو تعلمون ما فيهما لأتيتموهما ولو حبوًا على الركب، وإن الصف الأول على مثل صف الملائكة ولو علمتم ما فضيلته لابتدرتموه، وإن صلاة الرجل مع الرجل أزكى من صلاته وحده وصلاته مع الرجلين أزكى من صلاته مع الرجل، وما كثر فهو أحب إلى الله تعالى
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam suatu ketika melaksanakan shalat Subuh kemudian Beliau bersabda: “Apakah fulan hadir?” Para Sahabat menjawab: “Tidak.” Beliau bertanya kembali: “Apakah fulan hadir?” Mereka menjawab: “Tidak.” Kemudian Beliau bersabda: “Kedua shalat ini (Subuh dan Isya) adalah shalat yang paling berat bagi orang-orang munafik. Jika kalian mengetahui pahalanya, niscaya kalian akan mendatanginya walaupun harus dibopong di antara pundak manusia. Sesungguhnya shaf pertama bagaikan barisan malaikat (3). Sekiranya kalian mengetahui pahalanya, niscaya kalian akan berlomba mendapatkannya. Shalat seseorang bersama seorang muslim lain, lebih mulia dari shalatnya sendirian, dan shalatnya bersama dua orang, lebih mulia dari shalatnya bersama satu orang. Semakin banyak jumlahnya, semakin dicintai Allah subhanahu wa ta’ala.”
Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Sa’id al-Khudri radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat keterlambatan pada para sahabatnya, maka beliau bersabda,
تقدموا فأتموا بي، وليأتم بكم من بعدكم، ولا يزال قوم يتأخرون حتى يؤخرهم الله
“Majulah dan ikutilah aku. Orang-orang yang datang setelah kalian, hendaknya mengikuti kalian. Senantiasa sebagian orang itu mengakhirkan shalatnya, sehingga Allah pun mengakhirkan mereka (untuk masuk ke dalam surga).”
♦Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
خيرُ صفوف الرجال أولها وشرها آخرها، وخير صفوف النساء آخرها وشرها أولها
“Shaf shalat yang paling baik bagi laki-laki adalah shaf pertama, dan shaf yang paling buruk bagi mereka adalah yang terakhir. Sebaik-baik shaf bagi wanita adalah yang terakhir, dan shaf paling buruk bagi wanita adalah shaf paling depan.”
Catatan
Dalam sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di atas,
خير صفوف النساء آخرها
“Shaf yang paling baik bagi wanita adalah yang terakhir.”
Hadits ini menjelaskan bahwa apabila wanita shalat bersama laki-laki di tempat yang sama dan tidak ada pembatas antara keduanya, maka wanita yang shalat di baris pertama adalah yang paling buruk karena dekat dengan shaf laki-laki yang terakhir. Namun, apabila posisi wanita jauh dari laki-laki dan tidak terlihat oleh laki-laki, maka shaf paling utama bagi mereka adalah shaf yang pertama. Berdasarkan keumuman hadits,
لو يعلم الناس ما في النداء والصف الأول، ثم لم يجدوا إلا أن يستهموا عليه لاستهموا
“Seandainya manusia mengetahui pahala adzan dan shaf pertama, sementara mereka tidak bisa mendapatkannya kecuali harus dengan diundi, nicaya mereka akan mengundinya.”
Juga berdasarkan keumuman hadits,
إن الله وملائكته يصلون على الصف الأول
“Allah dan malaikat-Nya bershalawat untuk orang-orang yang berada di shaf pertama…”
(Penjelasan ini disampaikan oleh Syekh Ibnu Utsaimin rahimahullaah dalam Syarah Riyadhus Shalihin hal. 300-388)
Imam an-Nawawi rahimahullah berkata,
أما صفوف الرجال، فهي على عمومها، فخيرها أولها أبدًا، وشرها آخرها ابدًا، أما صفوف النساء، فالمراد بالحديث صفوف النساء اللواتي يصلين مع الرجال، وأما إذا صلين متميزات لا مع الرجال فهن كالرجال، خير صفوفهنَّ أولها وشرها آخرها، وإنما فضل آخر صفوف النساء الحاضرات مع الرجال لبُعدهن عن مخالطة الرجال ورؤيتهم، وتعلق القلب بهم عند رؤية حركاتهم وسماع كلامهم … ونحو ذلك، وذم أول صفوفهن لعكس ذلك؛ أي لكونها قريبة من الرجال، وفي ذلك من الفتن ما لا يخفى
“Adapun shaf laki-laki sesuai keumumannya yaitu yang paling baik adalah yang pertama dan yang paling buruk adalah yang terakhir. Adapun wanita, yang dimaksud hadits tersebut adalah jika mereka shalat bersama laki-laki. Adapun jika mereka shalat tidak bersama laki-laki, maka hukumnya sama seperti laki-laki: yang paling baik adalah shaf pertama dan yang paling buruk adalah shaf terakhir. Alasan kenapa shaf terbaik wanita adalah yang terakhir karena lebih terhindarnya mereka dari campur baur dengan laki-laki dan melihat mereka. Terkadang hati mereka menjadi terpikat dengan lawan jenis ketika melihat gerak-geriknya dan mendengar perkataannya… Sebaliknya, alasan shaf pertama mereka menjadi yang terburuk karena mereka dekat dengan laki-laki, sehingga timbul fitnah yang sudah kita ketahui bersama.” (Syarah Shahih Muslim jilid 4 hal.159).
Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Para Malaikat-Nya Mendoakan Orang-Orang yang Shalat di Barisan Pertama
Imam Ahmad, Abu Dawud, dan an-Nasa’i meriwayatkan dari al-Bara’ bin ‘Azib radhiyallahu ‘anhu beliau berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa memeriksa kesempurnaan shaf kami dari baris dari satu ke baris yang lain, sambil mengusap dada dan bahu kami kemudian bersabda,
لا تختلفوا فتختلف قلوبكم
“Jangan kalian berselisih (dalam shaf ini), sehingga hati kalian pun menjadi berselisih.”
Beliau juga bersabda,
إن الله وملائكته يصلون على الصف الأوَّل
“Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk orang-orang yang berada di shaf pertama (4).”
Dalam satu riwayat disebutkan,
على الصفوف المقدمة
“Untuk shaf-shaf yang terdepan.” (Shahih al-Jami’: 1842).
Dalam riwayat Imam Ahmad dan an-Nasa’i dari al-Bara’ radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إن الله وملائكته يصلون على الصف المقدم، والمؤذن يغفر له مد صوته، ويصدقه من سمعه من رطب ويابس، وله مثل أجر من صلى معه
“Allah dan para malaikat bershalawat untuk orang-orang yang berada di shaf terdepan. Seorang muadzin akan diampuni sepanjang suaranya dan dibenarkan oleh yang mendengarnya dari semua yang basah dan kering, dan dia mendapat pahala seperti pahala orang yang ikut shalat bersamanya.” (Shahih al-Jami’: 1841).
♦ Imam Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Ibnu Khuzaimah meriwayatkan, dan ini merupakan lafaz beliau al-Bara’ bin ‘Azib radhiyallahu ‘anhu beliau berkata,
لا تختلفوا فتختلف قلوبكم، إن الله وملائكته يصلون على الصف الأول
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa menuju ke ujung shaf untuk menyejajarkan dada orang-orang dengan bahunya seraya bersabda, “Janganlah kalian berselisih (dalam shaf ini), sehingga hati kalian pun berselisih. Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk orang-orang yang berada di shaf pertama.” (Shahih at-Targhib wa at-Tarhib: 493, Shahih al-Jami’: 1839).
♦ Ibnu Majah meriwayatkan dari an-Nu’man bin Bashir radhiyallahu ‘anhuma beliau berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إن الله وملائكته يصلون على الصف الأول أو الصفوف الأول
“Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk orang-orang yang berada di shaf pertama atau shaf-shaf terdepan.” (Shahih at-Targhib wa at-Tarhib: 492).
♦Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu ‘Umamah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إن الله وملائكته يصلون على الصف الأول” قالوا: “يا رسول الله، وعلى الثاني؟” قال: “إن الله وملائكته يصلون على الصف الأول، قالوا: وعلى الثاني؟ قال: وعلى الثاني
“Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk orang-orang yang berada di baris pertama.” Para Sahabat mengatakan, “Wahai Rasulullah, dan yang berada di shaf kedua?” Beliau bersabda, “Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk orang-orang yang berada di baris pertama.” Mereka bertanya kembali, “Dan untuk yang berada di shaf kedua?” Beliau bersabda: “Dan yang kedua.” (Shahih at-Targhib wa at-Tarhib: 491).
♦Ibnu Majah, an-Nasa’i dan Ibnu Khuzaimah meriwayatkan dari al-‘Irbadh bin Sariyah radhiyallahu ‘anhu menjelaskan,
أن رسول الله صلى الله عليه وسلم كان يستغفر للصف الأول ثلاثًا وللثاني مرة
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa memohon ampun untuk orang-orang yang berada di shaf pertama sebanyak tiga kali dan berdoa untuk yang berada di shaf kedua satu kali.” (Shahih at-Targhib wa at-Tarhib : 490).
♦ Dalam riwayat Ibnu Hibban dengan riwayat yang shahih,
أن رسول الله صلى الله عليه وسلم كان يصلي على الصفِّ المقدم ثلاثًا
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa bershalawat tiga kali (5) untuk orang-orang yang berada di barisan terdepan dan untuk yang berada di shaf kedua satu kali.”
(1) Yastahimuu maksudnya mereka melakukan undian sehingga ada di antara mereka yang dipilih untuk berada di shaf pertama.
(2) At-Tahjiir yaitu mengerjakan sesuatu lebih awal, misalnya berangkat lebih awal untuk melaksanakan shalat Jumat.
(3) “Bagaikan shaf malaikat” Syekh Ahmad bin Abdul Rahman al-Banna rahimahullah menjelaskan, “artinya kedekatan dengan rahmat Allah Yang Maha Esa, turunnya rahmat, serta mirip dalam kesempurnaan dan kerapian shafnya.
(4) Shalawat dari Allah Yang Maha Esa merupakan puji-pujian bagi hamba di majelis tertinggi. Sebagaimana dijelaskan oleh Abul ‘Aliyah. Imam al-Bukhari meriwayatkan dari Abul ‘Aliyah dengan menggunakan Shighah Jazm (kata aktif yang menunjukkan sanadnya bersambung).
Shalawat dari para malaikat merupakan permohonan ampunan dan rahmat bagi hambanya. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam menyatakan hal itu dalam hadits riwayat al-Bukhari dan Muslim yang di dalamnya berbunyi: “Malaikat bershalawat untuk salah seorang di antara kalian selama ia duduk di tempat shalatnya. Mereka berkata: “Ya Allah, kasihanilah dia, ya Allah, ampunilah dia, ya Allah, terimalah taubatnya.” Selama ia tidak menyakiti orang lain dan tidak berhadats.”
(5) Shawalat dari Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam maksudnya Beliau berdoa kepada Allah Ta’ala memohon rahmat dan ampun bagi mereka.“ Sebagaimana dijelaskan oleh ‘Allamah Ibnu as-Sunni rahimahullah.
Diterjemahkan oleh Didik Gelar Permana
Sumber tulisan فضل الصلاة في الصف الأول والصفوف المقدمة (alukah.net)