Pendidikan

Yuk Persiapkan Dirimu di Awal Tahun Pembelajaran!

Annisa Delis, S.Pd.

ORDER

Yuk Persiapkan Dirimu di Awal Tahun Pembelajaran!

Annisa Delis, S.Pd.


Pengajar sudah pasti akan menghadapi awal tahun ajaran baru setiap bulan Juli yang disebut semester Ganjil. Pada awal semester Ganjil ini sudah sepantasnya setiap pengajar mempersiapkan diri dan bahan ajar yang akan disampaikan kepada peserta didik. Bapak dan Ibu pasti sudah mengetahui bahwa dalam Kurikulum Merdeka terdapat asesmen diagnosis bagi peserta didik setiap awal tahun pembelajaran. Gunanya apa ya asesmen diagnosis ini?

Ternyata banyak kegunaannya loh, termasuk bagi guru yang baru mengajar di kelas baru dengan peserta didik yang sama sekali belum Bapak atau Ibu kenali. Asesmen diagnosis ini akan membantu Bapak dan Ibu untuk mengenali dan bisa memahami bagaimana sikap mereka saat belajar.

Yuk simak apa itu asesmen diagnosis pada Kurikulum Merdeka!

Asesmen diagnosis merupakan salah satu komponen penting dalam penerapan Kurikulum Merdeka. Asesmen ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal secara spesifik sebelum memulai pembelajaran. Asesmen ini bertujuan untuk mengidentifikasi kompetensi, kekuatan, dan kelemahan peserta didik, sehingga pembelajaran dapat dirancang sesuai dengan kompetensi dan kondisi peserta didik.

Berdasarkan Kepmendikbud, asesmen diagnostik (diagnosis) merupakan penilaian/asesmen Kurikulum Merdeka yang dilakukan secara spesifik dengan tujuan untuk mengidentifikasi atau mengetahui karakteristik, kondisi kompetensi, kekuatan, kelemahan model belajar peserta didik, sehingga pembelajaran dapat dirancang sesuai dengan kompetensi dan kondisi peserta didik yang beragam (Kemendikbud No.719/P/2020).

Tujuan utama asesmen diagnosis adalah untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar peserta didik. Kemudian dapat memetakan kemampuan semua peserta didik di kelas secara cepat, untuk mengetahui peserta didik yang sudah paham, belum paham, dan tidak terlalu paham. Dengan demikian pengajar dapat menyesuaikan materi untuk peserta didik di kelas. Berikut adalah beberapa uraian tujuan asesmen diagnosis.

Pemetaan Kemampuan

  • Membantu pengajar dalam memetakan kemampuan awal peserta didik dan mengidentifikasi peserta didik yang membutuhkan perhatian khusus.
  • Mengidentifikasi karakteristik, kondisi kompetensi, kekuatan, dan kelemahan model belajar peserta didik.
  • Memetakan kemampuan semua peserta didik di kelas secara tepat.

Pembelajaran yang Tepat Sasaran

  • Membuat pembelajaran lebih efektif dan efisien karena pengajar dapat menyesuaikan metode, strategi, dan materi pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik.

Meningkatkan Motivasi Belajar

  • Peserta didik dapat lebih termotivasi untuk belajar karena pembelajaran yang dirancang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan mereka.

Evaluasi Program Pembelajaran

  • Membantu guru dalam mengevaluasi program pembelajaran dan melakukan perbaikan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

Berdasarkan tujuan di atas dapat dipahami bahwa dengan asesmen diagnosis pengajar akan mudah mengefektifkan dan mengefisienkan peran peserta didik di dalam kelas. Ada berbagai metode bila Bapak dan Ibu hendak menerapkan asesmen ini kepada peserta didik. Hal ini perlu disesuaikan dengan tujuan dan kebutuhan, serta dapat dipilih dengan minat Bapak dan Ibu. Selanjutnya, untuk mengukur kompetensi peserta didik terdapat tiga instrumen asesmen yang dapat digunakan yaitu; tes tertulis/lisan, keterampilan (produk/praktik), dan observasi. Pada bagian observasi ini bila diperlukan untuk menggali informasi peserta didik dalam aspek latar belakang keluarga, motivasi, minat, sarana dan prasarana belajar, serta aspek lain sesuai kebutuhan peserta didik bahkan sekolah.

Selain itu asesmen diagnosis pada Kurikulum Merdeka terdapat dua jenis yang mendasari tujuannya yaitu:

  1. Asesmen Diagnosis Kognitif

Asesmen diagnosis kognitif bertujuan untuk mendiagnosis kemampuan peserta didik dalam segi pembelajaran. Contohnya pada mata pelajaran yang Bapak dan Ibu ajarkan dapat dilakukan dengan memberikan beberapa pertanyaan sesuai dengan topik pembelajaran. Asesmen ini dilakukan secara berkala yaitu pada awal pembelajaran, akhir setelah guru selesai membahas topik pembelajaran, dan waktu lainnya. Namun, sebelum itu lakukan penyederhanaan kompetensi dasar/capaian pembelajaran yang telah disediakan oleh Kemendikbud. Adapun tujuan asesmen diagnosis kognitif yaitu:

  • mengidentifikasi capaian kompetensi siswa,
  • menyesuaikan pembelajaran di kelas dengan kompetensi rata-rata siswa,
  • dan memberikan kelas remedial atau pelajaran tambahan kepada siswa yang kompetensinya di bawah rata-rata.
  • Asesmen Diagnosis Non Kognitif

Asesmen diagnosis non kognitif bertujuan untuk mengukur aspek psikologis dan kondisi emosional dari peserta didik sebelum memulai pembelajaran. Dengan demikian, pelaksanaan asesmen diagnosis non kognitif lebih menekankan pada kesejahteran psikologis dan emosi peserta didik. Asesmen non kognitif dilakukan untuk menilai aktivitas peserta didik selama belajar di rumah dengan tetap memperhatikan kondisi keluarganya. Terkait persiapan dan pelaksanaan asesmen diagnosis non kognitif, keterampilan guru untuk bertanya dan membuat pertanyaan dapat membantu guru mendapatkan informasi yang komprehensif dan cukup mendalam. Adapun tujuan asesmen diagnosis non kognitif yaitu:

  • mengetahui kesejahteraan psikologi dan sosial emosi siswa,
  • mengetahui aktivitas selama belajar di rumah,
  • mengetahui kondisi keluarga siswa,
  • mengetahui latar belakang pergaulan siswa,
  • dan mengetahui gaya belajar, karakter serta minat siswa.

Asesmen diagnosis merupakan alat penting dalam membantu pengajar untuk memahami kebutuhan belajar peserta didik. Selain untuk peserta didik, asesmen ini dapat membantu Bapak dan Ibu (pengajar) dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Hal yang paling penting adalah dapat membantu peserta didik untuk berkembang sesuai dengan potensi mereka. Sehingga, pembelajaran positif dan berpusat pada siswa akan terlaksana dengan baik di kelas Bapak dan Ibu. Terakhir, asesmen diagnosis ini bukan bagian untuk mengejar target kurikulum, melainkan untuk menyesuaikan tingkat pembelajaran.

Rujukan:

Asesmen Diagnosis Kurikulum Merdeka cara menyusunnya pada 29 Februari 2024 oleh KURKA

Asesmen Diagnosis dalam Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) di SD Negeri 1 Tongkuno Kecamatan Tongkuno Kabupaten Muna Sulawesi Tenggara | Maut | Dikmas: Jurnal Pendidikan Masyarakat dan Pengabdian (ung.ac.id) Vol 2, No 4 2022

ASESMEN-DIAGNOSIS-MAKRO-PERSIAPAN-PENERAPAN-KURIKULUM-MERDEKA-MTsN-28-JAKARTA.pdf (researchgate.net) Vol 3 N0. 2 2022

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Check Also
Close
Back to top button