Psikologi

Simpang Siur Istilah dalam Psikologi dan Penggunaannya

Simpang Siur Istilah dalam Psikologi dan Penggunaannya

ORDER

Simpang Siur Istilah dalam Psikologi dan Penggunaannya
Arini’l Haq, S.Psi., S.Pd.I, M.Pd.

“Aku mau konsultasi ke psikolog. Akhir-akhir ini kecemasan yang kurasakan semakin mengganggu.”

“Oh kamu dulu kuliah di Fakultas Psikologi? Berarti aku bisa tes IQ sama kamu ya?”

“Aku sepertinya terkena sindrom ADHD, deh. Aku cek ke psikolog atau ke psikiater ya?”

“Sepertinya aku terkena mental disorder, deh. Aku mau healing dulu ya ke mal.

“Kamu kelihatan stres akhir-akhir ini. Sepertinya kamu butuh bantuan psikolog.”

Kesimpangsiuran istilah dalam psikologi dan penggunaannya masih lazim dijumpai di sekitar kita. Atau bahkan kita sendiri masih bingung? Yuk kita ulik! Berikut ini beberapa istilah dalam psikologi yang masih sering keliru dalam pemaknaan dan pemakaiannya.

  1. Psikologi

Merupakan istilah yang disematkan dalam disiplin ilmu kejiwaan. Kata ini berasal dari bahasa Yunani yaitu Psyche (jiwa) dan logos (ilmu). Contoh penggunaan kata dalam kalimatnya adalah:
“Seorang psikolog adalah individu yang mempelajari psikologi beserta cabang-cabangnya di fakultas psikologi.”

  1. Ilmuwan Psikologi

Mereka adalah orang-orang yang mempelajari teori-teori psikologi baik di jenjang sarjana (S-1) dengan gelar S.Psi., Magister (S-2) dengan gelar M.Si., atau doktoral (S-3) dengan gelar Dr. (Doktor) tanpa pernah menempuh pendidikan profesi psikologi. Wewenangnya adalah memberikan konseling psikologi kepada klien sesuai keahlian dan teori yang pernah mereka pelajari. Namun, mereka tidak memiliki wewenang dalam menyelenggarakan psikotes apalagi melegalisasi hasil dari psikotes walaupun mereka mampu melakukannya. Contoh penggunaan kata dalam kalimatnya adalah:
Dr. Andy, S.Psi., M.Si. adalah seorang ilmuwan psikologi yang berintegritas dengan puluhan karya ilmiah yang ia tulis.

  1. Konselor Psikologi

Adalah ilmuwan psikologi yang belum atau tidak menempuh program pendidikan profesi psikologi. Mereka dapat melakukan konseling psikologi akan tetapi berbeda wewenang dengan psikolog terutama dalam kepemilikan alat psikotes, penyelenggaraan, dan pengesahannya. Konselor psikologi juga tidak berwewenang dalam penegakkan diagnosis penyakit mental yang mungkin dimiliki klien. Seseorang yang berkunjung untuk melakukan konseling biasanya disebut sebagai konselee atau lazim juga disebut sebagai klien. Contoh penggunaan kata dalam kalimatnya adalah:
“Untuk sementara kamu mungkin dapat berkunjung ke konselor psikologi, siapa tahu ada sedikit gambaran terkait kondisi mentalmu.”

  1. Psikolog

Mereka adalah ilmuwan psikologi yang sudah menempuh program profesi psikologi dan mendapatkan izin praktik layanan psikologi. Singkatnya, psikolog memiliki semua wewenang, baik yang dimiliki atau tidak dimiliki oleh konselor psikologi. M.Psi. (Magister Psikologi) adalah gelar mereka. Contoh penggunaan kata dalam kalimatnya adalah:
“Aku sudah berkunjung ke psikologselama tiga sesi konseling. Ternyata aku mengidap gangguan kecemasan.”

  1. Psikiater

Psikiater adalah mereka yang menempuh S-1 jurusan kedokteran (S.Ked.) dan menempuh program koas dengan gelar dr. (dokter), lalu melanjutkan pendidikan spesialis kejiwaan (Sp.Kj.). Wewenang mereka selain memberikan psikoterapi juga bisa melakukan terapi farmakologis, yaitu meresepkan obat untuk gejala abnormalitas jiwa yang sudah membutuhkan bantuan obat-obatan. Contoh penggunaan kata dalam kalimatnya adalah:
dr. Andy, Sp.Kj. memberikan resep obat penenang kepada pasien penderita skizofrenia.

  1. Mental Illness atau Mental Disorder

Dua istilah ini adalah sebuah kelainan atau abnormalitas yang terjadi pada otak dan dapat mengganggu aktivitas harian. Beberapa ilmuwan ada yang membedakan dua istilah ini. Jika mental illness terjadi karena kerusakan otak yang disebabkan oleh kondisi biologis otak (struktur fisik otak), maka mental disorder ditujukan kepada individu yang struktur fisik otaknya masih baik akan tetapi mengalami disfungsi kinerja otak. Contoh dari mental illness adalah penyakit skizofrenia, autis, dan yang lainnya. Contoh dari mental disorder adalah gangguan kecemasan, gangguan bipolar, dan yang lainnya. Contoh penggunaan kata dalam kalimatnya adalah:
“Klien itu mengalami mental disorder yang berat dan membutuhkan lingkungan yang mendukung dalam proses terapinya.”

  1. Healing

Healing dalam bahasa Inggris memiliki arti kata terapi. Dalam istilah psikologi kata ini biasa digunakan sebagai istilah bagi orang-orang yang sedang mengalami mental disorder saat melakukan proses terapi. Contoh penggunaan kata dalam kalimatnya adalah:
“Aku diberitahu tahapan dalam self healing untuk gejala luka batin yang sudah mulai mengganggu kehidupanku.”

  1. Self Diagnose

Adalah proses ketika seorang individu mendiagnosis sendiri kondisi gangguan yang ia temukan dalam dirinya. Hal ini merupakan sesuatu yang kerap terjadi dalam kasus kesehatan mental. Individu menyematkan kondisi yang ia alami sebagai kondisi tertentu yang didapatkan dari mesin pencarian. Tindakan ini merupakan tindakan yang berbahaya karena selain bisa menjadikan terapi yang dilakukan tidak sesuai, juga dapat menimbulkan kecemasan yang malah akan merusak kesehatan jiwa. Hal yang paling tepat jika seseorang merasakan dalam dirinya adanya kondisi jiwa yang sudah mulai mengganggu dan tidak bisa ia tangani sendiri, maka ia harus segera mencari bantuan dari pihak profesional dan memiliki kompeten dalam masalah kejiwaan. Contoh penggunaan kata dalam kalimatnya adalah:
“Hindari self diagnose, cari bantuan dari profesional!”

Setelah mempelajari istilah-istilah tersebut, mari kita perhatikan kembali kalimat-kalimat di pembuka artikel ini! Kira-kira kata apa saja yang sudah betul pemakaiannya dalam kalimat dan mana yang masih keliru?

Daftar Pustaka

Ditanti Julia, Dkk. 2023. Storyboard dalam Perancanaan Iklan Layanan Masyarakat Hindari Self-Diagnosis! Yuk Konsultasikan Kondisimu!. Jurnal Nawala Visual Vol. 5 No. 1.

Saifuddin, Ahmad. 2022. Psikologi Umum Dasar. Jakarta: Penerbit Kencana.

https://www.halodoc.com/artikel/adakah-perbedaan-mental-illness-dan-mental-disorder (diakses pada tanggal 3 Agustus 2024).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button