Motivasi

Perbedaan Antara Orang yang Bersedekah dan Orang yang Berbuat Riba (Bag. 1)

Wildan Faroz, B.A., M.Pd.

ORDER

Perbedaan Antara Orang yang Bersedekah dan Orang yang Berbuat Riba (Bag. 1)
Penerjemah: Wildan Faroz, B.A., M.Pd.

Terdapat dua golongan manusia yang berbeda, salah satunya menjadi berkah bagi masyarakat dan memberikan kebaikan bagi tanah air dan negerinya. Sementara yang lain menjadi bencana dan wabah besar yang membawa keburukan luar biasa. Mereka adalah orang yang bersedekah dan orang yang berbuat riba.

Orang yang bersedekah, dia memberikan hartanya tanpa mengharapkan imbalan apa pun, melainkan memberikannya kepada orang-orang yang membutuhkan, lemah, dan miskin dengan penuh keikhlasan dan mengharapkan pahala dari Allah. Sebagaimana firman Allah `Azza Wajalla, “Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah karena mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan darimu dan tidak pula (ucapan) terima kasih.” (Al-Insan: 9). Sedangkan orang yang berbuat riba adalah sebaliknya, dia mengambil harta dari orang-orang yang lemah dengan memanfaatkan kebutuhan dan kelemahan mereka. Dia mengambilnya dari mereka tanpa imbalan yang adil, dengan cara yang zalim, serakah, dan penuh permusuhan.

Allah `Azza Wajalla dalam Kitab-Nya telah menjelaskan keadaan dua golongan ini dan bagaimana akhir dari keduanya. Agar siapa pun yang ingin mengambil pelajaran bisa melakukannya dan siapa pun yang diberikan taufik oleh Allah untuk mengambil peringatan bisa mengingatnya. Allah berfirman, “Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah.” (Al-Baqarah: 276). Artinya bahwa harta yang diambil oleh orang yang berbuat riba, baik sedikit maupun banyak, adalah harta yang kehilangan berkah dan akhirnya akan berkurang. Dalam hadis Nabi Muhammad ﷺ disebutkan, “Tidak ada seorang pun yang memperbanyak (harta) dari riba kecuali akibat akhirnya akan menjadi sedikit.” (Diriwayatkan oleh Ibnu Majah).

Adapun orang yang bersedekah, ia akan menemukan berkah dalam sedekahnya berupa pertumbuhan, kemuliaan, kebaikan, dan keberkahan baik di dunia maupun di akhirat, meskipun sedekah yang diberikan hanya sedikit. Allah `Azza Wajalla berfirman, “Perumpamaan orang-orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah adalah seperti sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada setiap bulirnya terdapat seratus biji. Allah melipatgandakan (pahala) bagi siapa yang Dia kehendaki dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (Al-Baqarah: 261). Bahkan jika seseorang bersedekah hanya dengan sesuatu yang sebanding dengan sebutir kurma, Allah `Azza Wajalla akan menumbuhkannya sebagaimana salah seorang dari kita merawat anak binatang hingga pada hari kiamat, sedekah itu menjadi sebesar gunung.

Di antara penjelasan Al-Qur’an mengenai keadaan dua golongan ini adalah firman Allah Ta’ala, “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kepada Allah agar kalian beruntung. Dan peliharalah diri kalian dari api neraka yang disediakan untuk orang-orang kafir. Dan taatlah kepada Allah dan Rasul agar kalian diberi rahmat. Dan bersegeralah kalian kepada ampunan dari Tuhan kalian dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya) baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya serta memaafkan (kesalahan) orang lain. Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan.” (Ali Imran: 130-134)

Dalam ayat-ayat ini Allah Ta’ala menjelaskan bahwa riba bertentangan dengan sedekah dan para pelaku riba berlawanan dengan orang-orang yang bersedekah. Allah mengancam para pelaku riba dengan neraka, kemudian Allah menyebutkan tentang surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa. Di antara sifat mereka adalah bahwa mereka berinfak, baik dalam keadaan lapang maupun sempit. Artinya, mereka adalah orang-orang yang dermawan, suka memberi, berinfak, dan murah hati. Dalam ayat-ayat ini terdapat penjelasan tentang hukuman bagi pelaku riba di sisi Allah Ta’ala dan pahala bagi orang-orang yang bersedekah.

Di antara hukuman yang dijatuhkan Allah kepada pelaku riba adalah apa yang disebutkan dalam firman-Nya, “Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan lantaran (tekanan) penyakit gila.” (Al-Baqarah: 275)

Beberapa ahli tafsir menjelaskan bahwa ayat ini menggambarkan keadaan pelaku riba ketika bangkit dari kuburnya. Dia akan bangkit dengan keadaan seperti orang yang kerasukan setan karena gangguan penyakit gila, bergerak dengan berat dan tertindih oleh harta riba yang memenuhi perutnya, sehingga membuatnya berada dalam kondisi yang menyedihkan. Berbeda dengan keadaan orang yang bersedekah sebagaimana yang disabdakan oleh Nabi Muhammad ﷺ, “Setiap orang berada di bawah naungan sedekahnya hingga diputuskan (urusan) di antara manusia.” (HR. Ahmad). Orang yang memakan riba akan bangkit dalam keadaan terombang-ambing seperti orang yang kerasukan, sementara orang yang bersedekah akan bangkit dalam keadaan diberkahi, berada di bawah naungan sedekahnya hingga urusan di antara manusia diselesaikan.

Sumber: https://al-badr.net/muqolat/7820

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Check Also
Close
Back to top button