Kekhalifahan Setelah Nabi ﷺ
Muhammad Ichsan, B.A., M.Pd.
A. Pendahuluan
Masa kepemimpinan khulafaurasyidin dikenal sebagai masa keemasan dalam sejarah Islam. Mereka memainkan peranan penting dalam pengembangan kekuatan Islam, penyebaran ajaran Islam ke berbagai wilayah, dan penguatan moral dan spiritual umat Islam. Para khulafa ini telah menjadi teladan bagi umat Islam dalam hal kepemimpinan yang adil, berintegritas, dan berkomitmen kepada prinsip-prinsip Islam. Khulafaurasyidin mengajarkan pentingnya persatuan dan kesetiaan pada ajaran Islam.
B. Definisi Khalifah
Khalifah secara bahasa diambil dari bahasa Arab (خلف-يخلف) yang artinya menggantikan. Allah ﷻ berfirman:
وَاِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ اِنِّيْ جَاعِلٌ فِى الْاَرْضِ خَلِيْفَةً ۗ
“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.” (QS. Al-Baqarah: 30)
Maksud dari ayat yang mulia ini adalah bahwa Allah ﷻ hendak menjadikan seorang manusia, yaitu nabi Adam alaihi salam sebagai khalifah, menggantikan makhluk yang tinggal di bumi sebelum diturunkannya Adam alaihi salam.[1]
Allah ﷻ juga berfirman di ayat lainnya tentang kaum ‘Ad:
وَاذْكُرُوْٓا اِذْ جَعَلَكُمْ خُلَفَاۤءَ مِنْۢ بَعْدِ قَوْمِ نُوْحٍ وَّزَادَكُمْ فِى الْخَلْقِ بَصْۣطَةً ۚفَاذْكُرُوْٓا اٰلَاۤءَ اللّٰهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
“Dan Ingatlah, ketika Dia (Allah) menjadikan kamu pengganti-pengganti (yang berkuasa) sesudah kaum Nuh, dan melebihkan kamu dalam penciptaan (berupa) tubuh yang tinggi, besar, dan kuat. Maka, ingatlah nikmat-nikmat Allah supaya kamu mendapat keberuntungan.” (QS. Al-A’raf: 69)
Allah ﷻ juga berfirman di ayat lainnya tentang kaum Tsamud:
وَاذْكُرُوْٓا اِذْ جَعَلَكُمْ خُلَفَاۤءَ مِنْۢ بَعْدِ عَادٍ وَّبَوَّاَكُمْ فِى الْاَرْضِ تَتَّخِذُوْنَ مِنْ سُهُوْلِهَا قُصُوْرًا وَّتَنْحِتُوْنَ الْجِبَالَ بُيُوْتًا ۚفَاذْكُرُوْٓا اٰلَاۤءَ اللّٰهِ وَلَا تَعْثَوْا فِى الْاَرْضِ مُفْسِدِيْنَ
“Ingatlah ketika (Allah) menjadikan kamu pengganti-pengganti (yang berkuasa) sesudah ‘Ad dan memberikan tempat bagimu di bumi. Kamu membuat pada dataran rendahnya bangunan-bangunan besar dan kamu pahat gunung-gunungnya menjadi rumah. Maka, ingatlah nikmat-nikmat Allah dan janganlah kamu melakukan kejahatan di bumi dengan berbuat kerusakan.” (QS. Al-A’raf: 74)
Sampai pada firman Allah ﷻ tentang umat nabi Muhammad ﷺ:
ثُمَّ جَعَلْنٰكُمْ خَلٰۤىِٕفَ فِى الْاَرْضِ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لِنَنْظُرَ كَيْفَ تَعْمَلُوْنَ
“Kemudian, Kami jadikan kamu sebagai pengganti-pengganti di bumi setelah mereka untuk Kami lihat bagaimana kamu berbuat.” (QS. Yunus: 14)
Adapun pengertian secara istilah, khalifah merupakan sebuah kata yang digunakan kepada seorang penguasa tertinggi yang ditunjuk untuk memimpin negeri-negeri kekuasaan kaum muslimin. Dinamakan khalifah (penerus), karena dia meneruskan kekuasaan orang sebelumnya.
Maka siapa pun yang telah sah kekuasaannya atas kaum muslimin, untuk semua kaum muslimin (di seluruh dunia) atau hanya di sebagian negeri, dia bisa disebut sebagai khalifah, karena dia telah didahului oleh orang sebelumnya yang mendahuluinya (dalam kekuasaan).
C. Keutamaan Khulafaurasyidin
Rasulullah ﷺ telah menyebutkan bahwa periode khalifah rasyidah adalah 30 tahun, sebagaimana sabda beliau:
خِلَافَةُ النُّبُوَّةِ (الراشدة المهدية) ثَلَاثُونَ سَنَةً ثُمَّ يُؤْتِي اللَّهُ الْمُلْكَ مَنْ يَشَاءُ
“Khilafah nubuwwah (kekuasaan yang diberi bimbingan dan petunjuk oleh Allah ﷻ berlangsung tiga puluh tahun. Kemudian Allah akan memberikan kekuasaan kepada siapa yang Dia kehendaki.”[2]
Dan khilaafah rasyîdah mahdiyyah (kepemimpinan yang diberikan bimbingan dan petunjuk oleh Allah ﷻ) itu menurut jumhur ulama, ialah kekuasaan Abu Bakar, ‘Umar, ‘Utsman, dan ‘Ali Radhiallahuanhum. Mereka adalah orang-orang yang diistimewakan oleh Nabi ﷺ dengan sabda beliau:
عَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ الْمَهْدِيِّينَ مِنْ بَعْدِيْ
“Hendaklah kamu berpegang kepada Sunnahku dan Sunnah para khalifah yang lurus dan mendapatkan petunjuk setelahku. “[3]
Namun begitu, telah disebutkan di dalam hadis, bahwa khalifah tersebut berasal dari bangsa Quraisy, Nabi ﷺ bersabda:
يَكُونَ بَعْدِيْ اثْنَا عَشَرَ خَلِيفَةً مِنْ قُرَيْشٍ
“Setelahku akan ada dua belas khalifah dari suku Qurasiy.”
Dan dalam satu riwayat:
لَا يَزَالُ الدِّينُ قَائِمًا حَتَّى يَكُونَ اثْنَا عَشَرَ خَلِيفَةً كُلُّهُمْ مِنْ قُرَيْشٍ
“Agama ini akan tetap tegak selama ada dua belas khalifah, semuanya dari suku Qurasiy.”
Mereka ini ialah empat khulafaurasyidin dan delapan dari para penguasa pada masa Bani Umayyah. Dari delapan orang ini ada yang shalih dan ada yang kurang dari itu–semoga Allah memaafkan kami dan mereka–dan mereka ini tidak seperti empat khulafaurasyidin. Walaupun demikian, Nabi ﷺ menyatakan mereka semua sebagai khalifah.
D. Khulafaurasyidin, Pemimpin yang Mendapatkan Petunjuk
Khulafaurasyidin menurut jumhur ulama merujuk kepada empat khalifah yang memimpin umat Islam setelah wafatnya Nabi Muhammad ﷺ. Istilah “ar-Rasyidin” berarti “yang mendapat bimbingan.” Mereka adalah pemimpin yang dipilih karena kesalehan, keadilan, dan keteguhan iman mereka. Keempat khalifah tersebut adalah sebagai berikut.
1. Abu Bakr Ash-Shiddiq (Khalifah Pertama)
Abu Bakr adalah sahabat dekat nabi Muhammad ﷺ dan merupakan khalifah pertama setelah nabi wafat pada tahun 632 M. Ia dikenal dengan gelar Ash-Shiddiq karena kebenarannya dalam iman dan perkataan. Di bawah kepemimpinannya, Islam berhasil menyatukan kembali suku-suku Arab yang terpecah belah setelah wafatnya nabi. Abu Bakr juga memulai pengumpulan Al-Qur’an sebagai sebuah kitab.
2. Umar bin Khattab (Khalifah Kedua)
Umar bin Khattab, yang dikenal sebagai “Al-Faruq,” menjadi khalifah kedua setelah Abu Bakr pada tahun 634 M. Umar dikenal dengan kepemimpinannya yang kuat dan kebijakannya yang adil. Di bawah pemerintahannya, wilayah Islam berkembang pesat, termasuk penaklukan Persia dan sebagian besar wilayah Bizantium. Ia juga memperkenalkan banyak reformasi, termasuk sistem pemerintahan dan administrasi yang lebih baik serta memperkuat keadilan sosial.
3. Utsman bin Affan (Khalifah Ketiga)
Utsman bin Affan adalah laki-laki kaya yang juga merupakan sahabat Nabi. Ia menjadi khalifah ketiga pada tahun 644 M. Utsman dikenal karena perannya dalam mengumpulkan dan menstandarkan Al-Qur’an. Meskipun ia berusaha melakukan kebaikan, masa pemerintahannya diwarnai dengan konflik dan kritik, yang akhirnya mengarah pada pembunuhan beliau pada tahun 656 M.
4. Ali bin Abi Thalib (Khalifah Keempat)
Ali bin Abi Thalib, sepupu dan menantu Nabi, diangkat sebagai khalifah keempat setelah Utsman. Ali memimpin umat Islam dalam periode penuh tantangan yang dikenal sebagai fitnah. Ia berjuang untuk mencapai persatuan di kalangan umat Islam setelah pertikaian yang intens. Ali terkenal karena kebijaksanaan dan keberaniannya serta merupakan sosok yang sangat dihormati di kalangan pengikutnya. Ia meninggal pada tahun 661 M setelah dibunuh oleh seorang ekstremis.
Sebagian ulama tarikh memasukkan Al-Hasan bin Ali bin Abi Thalib sebagai khulafaurasyidin kelima karena telah menjabat sebagai khalifah selama 6 bulan tahun ke-40 H.
E. Kesimpulan
Khulafaurasyidin adalah contoh yang luar biasa bagi para pemimpin di sepanjang sejarah. Keadilan, kebijaksanaan, dan kepemimpinan mereka terus menjadi rujukan bagi umat Islam hingga saat ini. Mengkaji kehidupan mereka akan membantu kita memahami tantangan dan solusi dalam memimpin komunitas hingga sebuah negara, serta mengembangkan nilai-nilai Islam di tengah masyarakat.
[1] Lihat tafsir ibnu Katsir (1/126)
[2] HR Ahmad, Abu Dawûd, at-Tirmidzi, dan al-Hâkim; dengan sanad yang shahîh
[3] HR Ahmad, Abu Dawud no. 4607. Tirmidzi 2676. Ibnu Majah, dan lainnya.