Kenapa Saya Sekolah di Pesantren?
Rudi Hartono, S.Pd., M.Si.
Tulisan ini berupa sebuah motivasi dari seseorang, tentang penentuan sekolah di pesantren. Dalam setiap keputusan besar, ada dorongan kuat yang membimbing kita untuk memilih jalan sesuai dengan hati nurani dan tujuan hidup. Bagi saya, memilih sekolah di pesantren bukan sekadar memilih tempat belajar, melainkan sebuah panggilan jiwa menuju cita-cita mulia. Keputusan ini bukan hanya tentang pendidikan, tetapi juga perjalanan spiritual dan intelektual untuk menjadi pendakwah yang menyerukan tauhid dan sunnah, menghafal Al-Qur’an, serta memahami dan mengamalkan ilmu agama dalam kehidupan sehari-hari.
Ketika memilih pesantren, saya sadar bahwa misi utamanya adalah menyuarakan tauhid dan sunnah, dua fondasi utama dalam ajaran Islam. Tauhid menegaskan keesaan Allah ﷻ, sementara sunnah adalah teladan hidup Rasulullah ﷺ. Di pesantren, saya diajarkan keduanya secara mendalam, baik dalam teori maupun praktik sehari-hari.
Dakwah bukan hanya tentang berbicara, tetapi juga mengamalkan ajaran agama dalam setiap aspek kehidupan. Setiap hari, saya melihat teladan dari para guru dan santri lain yang hidup sesuai dengan prinsip tauhid dan sunnah. Proses ini membutuhkan keteguhan iman dan kesungguhan hati, dan pesantren memberikan bekal berharga untuk menyebarkan dakwah kepada umat.
Menghafal Al-Qur’an adalah cita-cita yang lama menyala dalam hati saya. Di pesantren, impian ini menjadi kenyataan yang saya perjuangkan dengan sepenuh hati. Al-Qur’an adalah petunjuk hidup yang mengandung hikmah tak ternilai. Setiap ayat yang saya hafal bukan hanya rangkaian kata, tetapi cahaya yang menerangi jalan dan pelita yang membimbing dalam kegelapan dunia.
Proses menghafal Al-Qur’an di pesantren memerlukan disiplin dan ketekunan. Setiap hari saya meluangkan waktu khusus untuk memperdalam hafalan dan dibimbing oleh pengajar/musyrif yang sabar. Saya belajar bahwa menghafal Al-Qur’an adalah tanggung jawab besar. Proses ini menyentuh hati, menguatkan iman, dan mempersiapkan saya untuk mengamalkan serta menyebarkan ajaran Islam kepada orang lain.
Memahami ilmu agama adalah kunci untuk menjalani hidup yang bermakna dan benar. Di pesantren, ilmu agama diajarkan secara komprehensif, mencakup akidah, fikih, akhlak, hingga sejarah Islam. Ilmu agama bukan hanya teori di kelas, tetapi panduan hidup yang harus diterapkan dalam setiap tindakan dan keputusan.
Selama belajar di pesantren, saya menyadari bahwa pemahaman mendalam tentang ajaran Islam memberi perspektif yang jelas tentang menjalani hidup yang diridhai Allah. Setiap profesi yang saya pilih di masa depan, entah itu dokter, pengacara, pengusaha, atau lainnya, harus dijalani dengan memegang teguh prinsip-prinsip syariat. Dengan ilmu agama yang diperoleh, saya dapat menjalani profesi dengan integritas dan menjadikannya sebagai wasilah dakwah.
Dakwah bukanlah tugas yang terbatas pada mimbar masjid atau ceramah publik. Setiap Muslim memiliki tanggung jawab untuk menyebarkan kebaikan dan mengajak orang kepada jalan yang benar dalam setiap aspek kehidupan. Saya ingin menjadikan profesi apapun di masa depan sebagai wasilah dakwah, alat untuk menyebarluaskan nilai-nilai Islam dan mengajak umat pada kebaikan.
Jika kelak menjadi dokter, saya akan mengajak pasien untuk bersabar, tawakkal kepada Allah, dan menjaga kesehatan sesuai ajaran Islam. Jika menjadi pengacara, saya akan memperjuangkan keadilan dengan integritas dan mematuhi prinsip-prinsip syariat. Jika terjun dalam bisnis, saya akan menjalankannya dengan transparansi dan kejujuran, menghindari praktik-praktik yang bertentangan dengan ajaran Islam.
Pesantren mengajarkan bahwa dakwah bisa dilakukan di mana saja, dalam profesi apa pun. Prinsip ini akan saya pegang teguh, mengingat bahwa setiap profesi memiliki potensi untuk membawa kebaikan jika dilakukan dengan niat yang ikhlas dan sesuai ajaran agama.
Tujuan akhir dari semua usaha ini adalah untuk menyebarkan maslahat bagi Islam dan kaum Muslimin. Saya ingin menjadi bagian dari generasi yang berkontribusi pada kemajuan umat Islam, yang mengembalikan kejayaan Islam, dan menjadi sumber kebaikan bagi masyarakat. Pesantren adalah tempat yang membentuk karakter dan memberikan bekal untuk mencapai tujuan mulia ini.
Pesantren mengajarkan bahwa menjadi bermanfaat bagi orang lain adalah bentuk ibadah yang sangat mulia. Setiap ilmu, hikmah, dan pengalaman yang saya dapatkan akan digunakan untuk memberikan kontribusi positif bagi umat. Saya ingin hidup bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi untuk kepentingan umat yang lebih besar, dengan harapan bahwa segala usaha dan perjuangan saya membawa manfaat yang luas dan berkah yang tak terhingga.
Inilah alasan saya memilih sekolah di pesantren, sebagai langkah awal menuju cita-cita besar menjadi pendakwah, penghafal Al-Qur’an, dan seseorang yang memahami ilmu agama dan mengamalkannya. Dengan setiap pelajaran, pengalaman, dan langkah yang saya ambil, saya berharap dapat memberikan kontribusi signifikan bagi Islam dan kaum Muslimin. Ini adalah perjalanan hidup yang penuh makna, dan saya bertekad menjalani setiap bagiannya dengan sepenuh hati dan keyakinan yang kuat.